Rumah Subsidi vs Rumah Komersil: Mana yang Lebih Tepat untuk Anda?
Membeli rumah adalah keputusan besar dalam hidup, karena bukan hanya soal tempat tinggal, tetapi juga investasi jangka panjang. Di Indonesia, pilihan hunian biasanya terbagi menjadi dua: rumah subsidi dan rumah komersil. Keduanya punya kelebihan dan kekurangan masing-masing, tergantung kebutuhan dan kemampuan finansial calon pembeli.
Rumah Subsidi: Program Pemerintah untuk MBR
Rumah subsidi adalah program dari pemerintah melalui Kementerian PUPR yang ditujukan bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) agar bisa memiliki rumah layak huni.
Harga rumah subsidi relatif terjangkau, rata-rata berada di kisaran Rp162 juta hingga Rp200 jutaan, dan dapat dibeli dengan skema Kredit Pemilikan Rumah (KPR) baik konvensional maupun syariah.
Menariknya, pembelian rumah subsidi tidak dikenakan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) karena masuk kategori rumah sangat sederhana. Selain itu, pemerintah memberikan berbagai bentuk bantuan, mulai dari keringanan cicilan, bantuan uang muka, hingga suku bunga tetap yang rendah. Maksimal bunga KPR subsidi adalah 5% fixed selama jangka waktu kredit, dengan tenor panjang hingga 20 tahun, dan uang muka mulai dari 1%.
Namun, rumah subsidi hanya bisa diajukan oleh MBR dengan syarat tertentu, seperti:
- WNI minimal berusia 21 tahun atau sudah menikah.
- Usia maksimal 65 tahun saat kredit jatuh tempo (atau 80 tahun untuk anggota ASABRI dengan rekomendasi YKPP).
- Belum pernah menerima subsidi perumahan dari pemerintah.
- Penghasilan pokok tidak lebih dari Rp4 juta untuk Rumah Sejahtera Tapak, dan Rp7 juta untuk Rumah Sejahtera Susun.
- Memiliki e-KTP, NPWP, dan SPT Tahunan sesuai aturan.
Kelebihan Rumah Subsidi
- Harga terjangkau.
- Bebas PPN.
- Cicilan ringan dengan bunga tetap 5%.
- Tenor panjang hingga 20 tahun.
- Uang muka rendah, mulai 1%.
Kekurangan Rumah Subsidi
- Ukuran rumah relatif kecil, mulai dari 21 m² hingga 36 m².
- Lokasi biasanya di pinggiran kota, agak jauh dari pusat aktivitas.
Rumah Komersil: Hunian Fleksibel dengan Nilai Investasi Tinggi
Berbeda dengan rumah subsidi, rumah komersil tidak mendapatkan bantuan dari pemerintah. Harga, desain, dan fasilitas sepenuhnya ditentukan oleh pengembang sesuai dengan kondisi pasar.
Kelebihan rumah komersil cukup banyak. Lokasinya cenderung lebih strategis, dekat dengan pusat kota maupun fasilitas umum seperti sekolah, rumah sakit, dan pusat perbelanjaan. Dari sisi desain, rumah komersil lebih variatif, ada yang minimalis hingga cluster mewah dengan fasilitas lengkap seperti keamanan 24 jam, taman bermain, hingga club house. Selain itu, nilai investasi rumah komersil juga lebih tinggi karena harga tanah di lokasi strategis terus naik.
Meski begitu, rumah komersil juga memiliki kekurangan, terutama dari sisi harga yang jauh lebih tinggi dibanding rumah subsidi. Cicilan KPR-nya pun bisa lebih berat karena mengikuti bunga pasar yang biasanya lebih besar dari KPR subsidi.
Kalau Anda seorang pekerja dengan penghasilan terbatas atau keluarga muda yang baru ingin memiliki hunian pertama, rumah subsidi bisa jadi pilihan tepat. Harganya terjangkau, cicilannya ringan, dan mendapat dukungan langsung dari pemerintah.
Namun, kalau Anda mengutamakan kenyamanan, lokasi yang dekat dengan pusat kota, serta melihat rumah sebagai investasi jangka panjang, maka rumah komersil lebih sesuai.
Pada akhirnya, pilihan antara rumah subsidi atau rumah komersil sangat bergantung pada kondisi keuangan, kebutuhan keluarga, dan rencana jangka panjang Anda.